DISRUPSI DIGITAL DAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI DI DIVISI KEUANGAN PADA MASA PANDEMI

Jimmy Kadir


Pandemi virus Corona (Covid-19) mendorong terbukanya proses disrupsi digital di berbagai sektor, perubahan harus dilakukan termasuk di Divisi Keuangan, perlahan tapi pasti disrupsi akan terjadi, kendati Divisi Keuangan sudah sejak dua tahun terakhir melakukan perubahan-perubahan kepentingan efisiensi pekerjaan.

Masa pandemi ini memaksa CFO sebagai Pemimpin Divisi Keuangan untuk lebih fokus pada peran mereka sebagai agen perubahan dan juga ahli strategi guna mencari cara baru dalam memanfaatkan teknologi, outsourcing dan efektivitas Divisi Keuangan dalam tanggung jawab mereka.

Menurut artikel di Berita Satu yang berjudul Peran CFO Bergeser Akibat Pandemi (Iman Rahman Cahyadi. 2020. https://www.beritasatu.com/iman-rahman-cahyadi/ekonomi/692089/peran-cfo-bergeser-akibat-pandemi, 30 November 2020) "Dengan penggabungan efektif antara teknologi, alih daya dan inovasi, serta memanfaatkan rangkaian kompetensi secara luas dan lengkap dalam perusahaan, setiap CFO dapat menyesuaikan strategi yang memungkinkan mereka untuk fokus pada business-critical area namun tetap memastikan akuntabilitas organisasi untuk fungsi keuangan berjalan lancar di tengah pandemi,"
Fokus pada inovasi yang menggabungkan SDM, proses dan teknologi merupakan salah satu strategi yang dinilai dapat membantu CFO agar terus memajukan perubahan struktur organisasi menjadi lebih sederhana, juga menolong jalur hirarki jauh lebih singkat, penghematan biaya dan membuat administrasi lebih dinamis dan agile.

Sebagai contoh berikut organisasi Divisi Keuangan di PT. Mora Telekomunikasi Indonesia (MTI)

Dapat diubah menjadi:

Alasan dilakukannya restrukturisasi Account Payable Department (A/P) karena pekerjaan A/P adalah pekerjaan rutin yang bisa dikerjakan oleh outsourcing jenjang karir di departemen ini bisa dibilang tidak ada, karena pekerjaannya hanya begitu saja, seperti penerimaan data, cek dokumen, dan data entry. Oleh karena itu pilihan outsourcing dirasa tepat, sebab dapat menghemat anggaran dan tidak ada konflik antar karyawan karena masalah gaji atau jenjang karir.

Seperti kutipan dari artikel dengan judul Alasan Outsourcing adalah Sistem Kerja Favorit Perusahaan (Sekar. 2019. https://ajaib.co.id/alasan-outsourcing-adalah-sistem-kerja-yang-dipilih-perusahaan/, 30 November 2020) "Dengan menggunakan tenaga kerja outsourcing, perusahaan tidak perlu repot menyediakan fasilitas maupun tunjangan makan, hingga asuransi kesehatan/BPJS Kesehatan. Sebab, yang bertanggung jawab adalah perusahaan penyedia tenaga kerja itu sendiri selama masa kontrak kerja."
Alasan Account Receivable Department (A/R) dikurangi karena saat ini sistem billing sudah bisa mempercepat dan mempermudah penagihan, dan sistem pembayaran sudah banyak dipakai baik transfer, kartu kredit, maupun sistem pembayaran digital (payment gateway), selain lebih akurat, penggunaan sistem lebih cepat dalam menghasilkan data penagihan.
 
Dampak dari jabatan atas perampingan organisasi tersebut sudah pasti ada jabatan yang dirangkap, tetapi koordinasi antar karyawan akan lebih cepat.
Ramping namun efisien, itu adalah visi terbaik yang diimpikan oleh setiap perusahaan. Sebagai langkah awal, kita bisa membuat struktur jabatan yang memang cukup vital dan harus ada di perusahaan.
Dalam menyusun sebuah organisasi ada baiknya memprioritaskan kebutuhan, efisiensi, serta kemampuan personil yang dimiliki.

 

Comments

Popular posts from this blog

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA BERTALENTA